infomjlk.com — Majalengka menyimpan jejak sejarah kolonial dan perjuangan kemerdekaan dalam sebuah bangunan yang lebih dikenal dengan sebutan Goa Jepang, meskipun nama aslinya adalah Bunker Tjigasong.
Terletak strategis di sisi timur Sungai Cibudug, tepat di bawah jembatan sebelah timur Kompleks Kodim 0617 Majalengka (dahulu Tangsi KNIL Belanda), bunker ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda sekitar tahun 1910-1920, kemungkinan untuk memperketat pengawasan terhadap gerakan politik lokal, termasuk Syarikat Islam (SI) dan pergerakan KH Abdul Halim.
Bunker pertahanan militer bawah tanah yang kokoh ini terdiri dari dua unit dengan ruang utama 5 \times 5 meter dan pintu plat besi yang masih utuh, kemudian diambil alih dan dimaksimalkan fungsinya oleh Tentara Jepang saat menduduki Majalengka. Pada masa Jepang, bunker ini tidak hanya menjadi pertahanan, tetapi juga berfungsi sebagai gudang logistik, tempat persembunyian, hingga markas komando, menjadikannya lebih dikenal oleh masyarakat setempat sebagai “Goa Jepang”.
Peran krusial Bunker Tjigasong berlanjut pada Era Revolusi Kemerdekaan (1945-1949), saat bangunan ini menjadi kubu pertahanan penting bagi Pejuang Indonesia melawan tentara NICA Belanda. Bahkan, sejarah mencatat bahwa bunker ini diserbu oleh Pasukan Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 dalam operasi ‘Produk’ atau Agresi Militer Belanda I.
Kini, Bunker Tjigasong atau Goa Jepang berdiri dan mulai direvitalisasi sebagai saksi bisu tiga era bersejarah: Belanda, Jepang, dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

